Kamis, 16 November 2017

MENGHADAPI COBAAN HIDUP YANG BERAT


Besar atau kecil, ringan atau berat, semua orang yang hidup pasti pernah mengalami masalah dalam kehidupannya. Beberapa dari masalah itu bisa dihindari atau diselesaikan dengan baik sementara sebagian lainnya tidak akan ingat cara mengatasi masalahnya sendiri. Mengalami suatu masalah adalah cobaan hidup bagi kita semua. Jika berhasil melewatinya, maka kualitas diri kita akan meningkat dan akan memperkaya pengalaman hidup.


Berdiam diri dan menunggu masalah menghilang dengan sendirinya atau mencoba mengabaikannya bukanlah langkah yang bijak. Jika kita tidak mengambil langkah untuk mencoba mengatasi masalah yang sedang kita hadapi maka tentu saja kita tidak akan menemukan jalan keluarnya. Menunda menyelesaikan masalah seringkali akan mendatangkan akibat yang lebih buruk dan membuat situasi semakin rumit. Ada beberapa cara menghadapi masalah hidup yang berat yaitu:


       1. Berdoa Cara menanggulangi persoalan yang berat yakni berdoa. Sebagai manusia yang yakin keberadaan Tuhan, kita kudu tetap berdoa sehingga diberikan jalur terlihat untuk menanggulangi persoalan apa pun yang kita alami. Berdoa termasuk jadi salah satu cara sehingga kita tidak terpuruk disaat tengah mengalami cobaan dan dapat mempertahankan takaran keimanan yang berguna untuk memperkuat mental dalam meniti setiap episode kehidupan. Berdoa termasuk dapat jadi salah satu cara menghadapi persoalan keluarga dalam Islam.



2. Berpikir Positif
Tentu saja sulit mempertahankan pikiran yang positif di saat kita sedang memikirkan kemungkinan – kemungkinan terburuk yang bisa terjadi dari masalah yang sedang dialami. Akan tetapi, mempertahankan pikiran positif sangat berguna bagi kelangsungan pikiran waras kita. Jika tidak, akan sangat mudah bagi kita mengalami stres bahkan depresi. Usahakan cara menenangkan hati dan pikiran serta cara bersikap tenang agar masih bisa melihat sisi baik dari suatu kesulitan yang datang.


3. Mencurahkan Isi Hati
Tidak semua masalah bisa kita simpan sendiri. Terkadang kita perlu mengeluarkan unek – unek walaupun belum ada jalan keluar daripada terus menyimpan masalahnya sendirian. Saat itulah gunanya jika kita memiliki teman yang mempunyai ciri - ciri teman yang baik. Lebih baik lagi jika teman yang menjadi tempat curahan hati bisa memberikan solusi atau pandangan dari sudut lain bagi penyelesaian masalah kita.

4. Kembangkan Hobi
Walaupun sedang memiliki beban pikiran, tidak berarti kita harus memikirkannya setiap saat. Carilah hobi wanita yang disukai pria atau hobi pria yan disukai wanita untuk menyibukkan diri, agar pikiran tidak selalu terpusat pada masalah dan mengabaikan aspek lainnya dalam kehidupan. Jika pikiran kita diseimbangkan untuk memikirkan hal yang lain, maka kekeruhan pikiran bisa berkurang sedikit demi sedikit dan bisa berpikir jernih.

5. Olahraga
Selain menjadi cara membuat tubuh ideal dan cara mengubah penampilan diri menjadi lebih menarik, olah raga adalah juga merupakan cara untuk mengelola stres. Seseorang yang sedang memiliki beban pikiran akan cenderung rentan mengalami stres dan akan berakibat pada kondisi fisiknya pula. Bisa jadi kita akan mudah jatuh sakit. Untuk menghindari hal tersebut, tetaplah rajin berolah raga.

6. Refreshing
Menjernihkan pikiran juga bisa dilakukan dengan refreshing. Salah satu bentuknya adalah berjalan – jalan keluar, ke udara terbuka. Jika masalah di kantor yang sangat berat membuat Anda terganggu, cobalah untuk berjalan keluar ruangan. Udara segar biasanya dapat membantu menguraikan pikiran yang kusut, sehingga dapat menjadi cara membuat hati lebih ikhlas dalam menerima cobaan apapun. Anda juga bisa mengambil waktu berlibur selama beberapa hari untuk menjernihkan pikiran.

7. Mendengarkan musik
Musik mampu mengubah suasana hati seseorang dengan cepat. Dalam sebuah irama musik favorit, biasanya seseorang menemukan cara untuk menenangkan dirinya yang sedang mengalami suasana hati buruk. Cobalah dengarkan musik favorit untuk menghilangkan beban pikiran sementara dari diri kita. Musik juga dapat menjadi sarana untuk menjernihkan pikiran yang banyak terganggu.

8. Berusaha Objektif
Kadang ketakutan kita akan mengalami nasib buruk dapat menghalangi pikiran yang obyektif. Padahal dengan mempertahankan pola pikir objektif, kita akan mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan dengan jelas. Kedulitan bersikap objektif juga bisa disebabkan karena emosi yang dirasakan. Maka cobalah cara mengendalikan diri dari emosi dan cara menghilangkan rasa marah dalam diri agar bisa berpikir dengan benar.

KETERLIBATAN BAWAHAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN


Para manejer akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau informal, seperti permintaan akan gagasan.

  1. 1. Pembuatan Keputusan Kelompok
Banyak manajer merasa bahwa keputusan yang dibuat secara kelompok, seperti panitia lebih efektif karena mereka memaksimumkan pengetahuan lain. Berbagai kebaikan dan kelemahan pembuatan keputusan secara kelompok
Kebaikan
Kelemahan
  1. Dalam pengembangan tujuan, kelompok memberikan jumlah pengetahhuan yang lebih besar.
  2. Dalam pengembangan alterna-tif, usaha individual para anggota kelompok dapat memungkinkan pencarian lebih luas dalam berbagai bidang fungsional organisasi.
  3. Dalam penilaian alternatif, kelompok mempunyai kerangka pandangan yang lebih lebar.
  4. Dalam pemilihan alternatif kelompok lebih dapat meneri-ma risiko disbanding pembuat keputusan individual.
  5. Karena berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan, para anggota kelompok secara individudal lebih termotivasi untuk melaksanakan keputus-an.
  6. Kreativitas yang lebih besar dihasilkan dari interaksi antar individu dengan berbagai pandangan yang berbeda- beda.
  7. Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab.
  8. Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok sangant memakan biaya.
  9. Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan cepat.
  10. Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
  11. Bila atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat kelompok dalam kenyataannya bukan keputusan kelompok.
 1. Implementasi suatu keputusan apakah dibuat oleh kelompok atau tidak, haru diselesaikan oleh para manejersecara individual. Karena kelompok tidak diberikan tanggung jawab, keputusan kelompok dapat menghasilkan situasi dimana tidak seorangpun merasa bertanggung jawab dan saling melempar tanggung jawab. 
  1. Berdasarkan pertimbangan nilai dari waktu sebagai salah satu sumber daya organisasi, keputusan kelompok sangant memakan biaya.
  2. Pembuatan keputusan kelompok adalah tidak efesien bila keputusan harus dibuat dengan cepat.
  3. Keputusan kelompok, dalam berbagai kasus, dapat merupakan hasil kompromi atau bukan sepenuhnya keputusan kelompok.
5. Bila atasan terlilbat, atau salah satu anggota mempunyai kepribadian yang dominan, keputusan yang dibuat kelom

Sisi Positif keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan:
  1. Keputusan relative lebih baik,logis,dan ideal sebab hasil dari pemikiran bersama
  2. Kecendrungan untuk bertindak otoriter dapat terhindarkan
  3. Meningkatkan kerjasama antara anggota grup
  4. Resiko dan dampak negative dari keputusan semakin kecil
  5. Pembinaan anggota grup akan lebih baik
Sisi Negatif keterlibatan bawahan dalam pengambilan keputusan:
  1. Pengambilan keputusan akan memerlukan waktu yang lama
  2. Biaya pengambilan keputusan relative lebih banyak
  3. Penanggung jawab keputusan kurang jelas
  4. Minoritas kadang-kadang terpaksa menyetujui keputusan karena kalah suara.

TIPE TIPE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN



  1. Definisi Proses Pengambilan Keputusan 

Proses pengambilan keputusan terdiri dari tahap-tahap yang harus dilalui atau digunakan untuk mengambil keputusan, tahap-tahap ini merupakan keragka dasar sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap disebut langkah yang lebih khusus atau spesifik dan lebih operasional. Pengambilan keputusan (decision making) merupakan salah satu proses manajemen yang penting bagi setiap organisasi. Manajemen lainya dilatar belakangi oleh adanya keputusan yang dibuat oleh manajer puncak, yang kemudian secara hirarkis dibuat oleh pegawai di tingkat yang lebih rendah dalam suatu organisasi. Dengan kata lain Pengambilan keputusan (decision making) adalah tindakan manajemen di dalam pemilihan altematif untuk mencapai sasaran. Pengambilan keputusan juga dapat diartikan sebagai suatu proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan–kepentingan  tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.

Manajemen membutuhkan informasi sebagai dasar pengambilan keputusan mereka. Sistem informasi mempunyai peranan yang penting dalam menyediakan informasi untuk manajemen setiap tingkatan. Tiap2 kegiatan dan keputusan manajemen yg berbeda membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh kana itu untk dpt menyediakan informasi yg relevan dan berguna bagi manajemen, maka pengembang system informasi hrs memahami terlebih dahulu kegiatan yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya.
 

2. Tipe Kegiatan Manajemen
Kegiatan manajemen dihubungkan dengan tingkatannya didalam organisasi dibagi menjadi 3 bagian :

a) Perencanaan strategic : merupakan kegiatan manajemen tingkat atas, sebagai proses evaluasi lingkungan luar organisasi, penerapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi-strategi.
 

Proses evaluasi lingkungan luar organisasi : Lingkungan luar dapat mempengaruhi jalannya organisasi, oleh karena itu manajemen tingkat atas hrs pandai mengevaluasinya, hrs dpt bereaksi thd kesempatan2 yg diberikan oleh lingkungan luar, misal produk baru, pasar baru. Selain itu manajemen tingkat atas hrs tanggap terhadap tekanan2 dari lingkungan luar yg merugikan organisasi dan sedapat mungkin mengubah tekanan menjadi kesempatan.
 

Penetapan tujuan adalah apa yg igin dicapai oleh organisasi berdasarkan visi yg dimiliki oleh manajemen. Misalnya tujuan perusahaan adalah dlm waktu 5 thn menjadi penjual terbesar didalam industri dgn menguasai 60% pasar.
 

Penentuan strategi : Manajemen tkt atas menentukan tindakan2 yg hrs dilakukan oleh organisasi dengan maksud untk mencapai tujuan2nya. Dengan strategi semua kemampuan  yg berupa sumberdaya2 dikerahkan supaya tujuan organisasi dapat diraih.

b) Pengendalian manajemen : system untuk meyakinkan bahwa organisasi telah menjalankan strategi yg sudah ditetapkan secara efektif dan efisien. Ini merupakan tingkatan taktik(tactical Level), yaitu bagaimana manajemen tingkat menengah menjalankan taktik supaya perencanaan strategi dapat dilakukan dengan berhasil. Taktik yg dijalankan biasanya bersifat jangka pendek ± 1 thn. Proses pengendalian manajemen terdiri dari : pembuatan program kerja, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran, pelaporan dan analisis.

c) Pengendalian operasi : Sistem untuk meyakinkan bahwa tiap-tiap tugas tertentu telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini merupakan penerapan program yang telah ditetapkan di pengendalian manajemen.Pengendalian operasi dilakukan dibawah pedoman proses pengendalian manajemen dan difokuskan pada tugas2 tingkat bawah.
 

3.Tipe Keputusan Manajemen 
Pengambilan keputusan ( Decision making) : adalah tindakan manajemen dalam pemilihan alternative untuk mencapai sasaran. Keputusan dibagi dalam 3 tipe :

a) Keputusan Tidak Terstruktur (unstructured decision)
adalah keputusan yang tidak terjadi berulang-ulang dan tidak selalu terjadi. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia dan biasanya berasal dari lingkungan luar, Pengalaman manajer merupakan hal yang sangat penting di dalam pengambilan keputusan tidak terstruktur. Keputusan untuk bergabung dengan perusahaari lain adalah contoh keputusan tidak terstruktur
yang jarang terjadi.

b) Keputusan Setengah Terstruktur (semi-structured decision)
adalah keputusan yang sebagian dapat diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak tersruktur. Keputusan tipe ini seringnya bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yang terperinci. Contoh dari keputusan tipe ini misalnya adalah keputusan membeli sistem komputer yang iebih canggih. Contoh yang lainnya misalnya adalah keputusan alokasi dana promosi.

c) Keputusan Terstruktur (structured decision)
adalah keputusan yang berulang-ulang dan rutin, sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama pada manajemen tingkat bawah. Contoh dari keputusan, tipe ini misalnya adalah keputusan pemesanan barang, keputusan penagihan piutang dan lain sebagainya
 

4.Manajemen dan Pengambilan Keputusan 
Manajemen di dalam suatu organisasi sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Menurut tingkatannya manajemen dibedakan menjadi 3 tingkat, yaitu:
 

a)Manajemen Puncak | Top Level of Management
Pengambilan keputusan tidak terstruktur digunakan oleh manajemen puncak sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan strategis yang meliputi penentuan tujuan dan sasaran serta rencana jangka panjang organisasi, Manajemen Puncak bertanggung jawab terhadap arah kemajuan perusahaan. Informasi yang dibutuhkan manajemen tingkat ini ialah informasi yang luas mengenai arah kecendrungan perusahaan dan lingkungan eksternal. Manajemen Puncak atau Top Level Management umumnya terdiri atas direksi, CEO (Cheif Executive Officer), GM atau General Manager atau yang sering pula disebut Presiden Direksi (presdir). Direksi merupakan perwakilan dar pemilik perusahaan atau Pemegang Saham, mereka dipilih oleh pemegang saham perusahaan, dan CEO dipilih oleh Dewan Direksi perusahaan.
Ciri ciri dan Peran yang paling utama dari manajemen puncak adalah sebagai berikut:

· Menentukan rencana, tujuan, serta kebijakan perusahaan atau organisasi

· Bertanggungjawab atas keseluruhan manajemen dibawahnya yang ada pada organisasi

· Memobilisasi sumber daya yang dimiliki perusahaan yang tersedia

· Manajemen puncak umumnya bekerja dari pemikiran, perencanaan lalu memutuskan, maka dari itu manajemen puncak juga sering disebut Otak organisasi atau Administrator

· Mempersiapkan rencana jangka panjang perusahaan

· Manajemen puncak mempunyai wewenang serta tanggung jawab yang maksimal.

· Manajemen puncak merupakan otoritas tertinggi pada sebuah organisasi, bertanggungjawab secara langsung kepada pemilik perusahaan (Pemegang Saham), Pemerintah maupun ke Masyarakat umum.

· Manajemen puncak memerlukan keterampilan konseptual yang lebih dibandingkan keterampilan secara teknis

b)Manajemen Tingkat Menengah | Middle Level of Management
Manajemen tingkat menengah berada pada tengah tengah dari hierarki pada sebuah perusahaan atau organisasi. Manajemen Tingkat Menengah bertanggungjawab atas pelaksanaan rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen puncak. Pengambilan keputusan yang digunakan oleh manajemen pada tingkat ini adalah Keputusan setengah terstruktur (semi-structured decision). Manajemen tingkat menengah bisa meliputi beberapa tingkatan, membawahi dan mengarahkan aktivitas aktivitas manajer dibawahnya. Manajemen pada tingkat ini memiliki tanggung jawab terhadap segala aktivitas yang dilakukan oleh tingkatan manajemen yang lebih rendah dan bahkan terkadang terhadap beberapa karyawan operasionalnya. Manajemen pada tingkat menengah ini umumnya terdiri atas Kepala Departemen atau HOD, Manajer Cabang, Junior Executive. Kepala Departemen semisal Manajer Keuangan, Purchasing Manager dan yang lain lain. Manajer Cabang contohnya kepala cabang perusahaan atau unit lokal. Junior Eksekutif contohnya adalah Asisten Manajer Pembelian, Asisten Manajer Keuangan dan yang lainnya. Manajemen Tingkat Menengah ini dipilih oleh Manajemen Puncak. Tugas dan peran manajemen tingkat menengah beberapa diantaranya seperti berikut ini:

· Menjalankan perintah, kebijakan, rencana yang telah disusun oleh manajemen puncak

· Memberi saran atau rekomendasi kepada manajemen puncak

· Mengkoordinasikan seluruh aktivitas dari semua departemen yang ada

· Berkomunikasi dengan manajemen puncak dan manajemen tingkat yang lebih rendah posisinya

· Mempersiapkan rencana jangka pendek, umumnya disusun hanya untuk 1 hingga 5 tahun

· Mempunyai keterbatasan tanggung jawab dan wewenang karena manajemen tingkat menengah ini      merupakan perantara manajemen puncak dengan manajemen yang lebih rendah.

· Bertanggung jawab secara langsung kepada Dewan Direksi dan CEO perusahaan

· Membutuhkan keterampilan yang lebih manajerial serta teknis dan kurang membutuhkan

keterampilan yang sifatnya konseptual

c)Manajemen Lini Pertama (First Line Management)

Manajemen Lini Pertama atau Low Level Management adalah tingkatan manajemen yang paling rendah dalam sebuah organisasi yang memimpin serta melakukan pengawasan terhadap tenaga tenaga operasional pada sebuah perusahaan atau organisasi serta tidak membawahi manajer yang lain. Pengambilan keputusan yang digunakan oleh manajemen pada tingkat ini adalah Keputusan terstruktur (structured decision). Manajeemn Lini Pertama ini umumnya terdiri atas mandor dan pengawas yang dipilih oleh manajemen level menengah. Mereka biasanya juga disebut dengan tingkat Supervisor atau pengawas. bahkan mereka pula dikenal sebagai manajemen operasional yang terlibat secara langsung dalam proses produksi dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan rencana rencana yang sudah ditentukan oleh manajemen yang lebih tinggi. Manajemen tingkat yang paling bawah ini melaksanakan beberapa aktivitas seperti berikut ini:

· Mengarahkan karyawan atau pekerja

· Mengembangkan moral kepada para karyawan

· Menjaga hubungan yang baik antara manajemen tingkat menengah dan para pekerja

· Menginformasikan keputusan yang diambil oleh manajemen kepada para karyawan atau pekerja, selain itu manajemen tingkat pertama ini memberi informasi mengenai kinerja, hambatan atau kesulitan, perasaan, tuntutan ataupun hal lainnya dari para karyawan atau pekerja

· Manajemen tingkat ini lebih banyak menghabiskan waktu untuk mengendalikan dan mengarahkan pekerja

· Menyusun rencana harian, mingguan serta bulanan. tidak menyusun rencana jangka panjang

· Mempunyai kewenangan yang terbatasi namun tanggung jawab yang penting untuk mendapatkan pekerjaan yang dijalankan dari pekerja. Manajemen lini pertama ini dengan teratur harus memberi laporan dan bertanggung jawab secara langsung kepada manajemen level menengah

· Manajemen lini pertama ini juga membutuhkan keterampilan yang bersifat lebih teknikal dan kemampuan dalam berkomunikasi.
 

5.Tahapan Pengambilan Keputusan 
Simon (1960) memperkenalkan empat aktivitas dalam proses pengambilan keputusan :

                 a) Intelligence : Pengumpulan informasi untuk mengidentifikasikan permasalahan.
                 b) Design : Tahap perancangan solusi dalam bentuk alternatif2 pemecahan masalah.
                 c) Choice : Tahap memilih dari solusi dari alternatif2 yg disediakan.
                 d) Implementation : Tahap melaksanakan keputusan dan melaporkan hasilnya.
 



CONTOH STUDI KASUS PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Kasus Kekecewaan Pelenggan Perusahaan Apple Terhadap Penurunan Harga Iphone
Pada tanggal 5 Septembe 2007, Steve Jobs, CEO Perusahaan Apple melakukan praktek diskriminasi harga sebagai strategi pemasarannya yaitu menurunkan harga product iPhone mereka yang sangat sukses sejumlah $200 dari harga semula sebesar $599 yang merupakan harga perkenalan yang sudah sejak dua bulan. Tak perlu  dibicarakan, dia menerima email yang sangat banyak dari para pelanggan yang kecewa dan marah. Dua hari kemudian,  Steve Jobs menawarkan $100 kredit yang dapat di gunakan di toko Apple dan online store kepada para pelanggan yang sudah membayar harga penuh. Apakah keputusan untuk mengurangi $200 dan sikap untuk melakukannya tepat dari sudut pandang etika?
Seandainya pihak management Apple melakukan sniff test sebelum mengambil keputusan mungkin mereka memiliki kesimpulan bahwa ibu mreka tidak akan bangga atau nyaman dengan keputusan tersebut. Sama halnya, mungkin mereka akan sadar bahwa pengurangan harga juga bertentangan dengan kode etik pelayanan pelanggan Apple. 
Jika Apple hanya melihat dari sisi pemegang saham dalam mengambil keputusan tersebut, mereka akan sadar selain pelanggan awal yang terkena imbas, perusahaan Apple sendiri ternoda dan itu bisa juga berimbas terhadap pelanggan lain yang mereka coba untuk dekati. Sebagai tambahan, para pekerja Apple yang mana banyak diantara  mereka sudah tergoda oleh reputasi Apple yang kuat yang selalu menyediakan solusi yang inovatif dengan standar tinggi akan dipertanyakan oleh company mothers, yang mana akan melemahkan komitmen dan kesetiaan mereka.
Seandainya pihak perusahan Apple sudah menerapkan philosophi etika traditional mereka akan mengetahui hal hal berikut.
1.      Konsekuensialisme 
Dari sisi pandang keuntungan,  Apple mengharapkan lebih dari sekedar pengimbangan dari $200 pengurangan harga per unit in margin dan mendapatkan jumlah penjualan yang besar.  Jika hanya untukk iPhone saja mungkin cara ini sudah tepat, tapi Apple juga memiliki banyak produk lain yang juga akan dibeli oleh pelanggan mereka yang juga bisa terkenda dampak negatifnya. Dan juga melihat keputusan tersebut sebagai kesempatan untuk pengurangan harga dari harga awal yang tinggi.  Sikap GOUGING sudah bisa di tebak yang mana akan merusak nilai proposisi apple secara keseluruhan dan juga penjualan produk selain iPhone akan  terpengaruh sebagai dampak dari keputusan tersebut. Secara umum, pihak management mungkin  yakin dengan keputusan penggabungan untuk penjualan iPhone dan produk lainnya.
2.      Tugas, Hak dan Justice Para excecutive Apple
Mempunyai tugas untuk mendapatkan keuntungan selama hal tersebut tidak melanggar hukum. Dalam kasus ini, para pembeli awal iPhone memiliki hak secara legal untuk menuntut perusahaan dengan alasan perlakuan yang tidak adil.  Namun, aksi individual akan lebih sedikit dari pada class action. Dampak dari ketidakadilan pengurangan harga dapat berupa tekanan buruk yang signifikan.
3.      Kualitas Bagus yang Diharapkan
Dalam pikiran pelanggan dan pekerja pada perusahaan Apple, Jobs mempunyai image secara teknis sebagai jenius yang berpandangan jauh ke depan yang terarah untuk menyediakan nilai yang hebat bagi stakeholder. Penurunan harga $200 tidak sesuai dengan harapan mereka pada Jobs dan Apple.
Apple seharusnya juga menggunakan pertanyaan “Tucker Framework” yang dikembangkan dan dimodifikasi untuk menguji penurunan harga $200. Jika begitu adanya, jawabannya adalah sebagai berikut:
1)      Apakah hal ini menguntungkan? Hasilnya tidak jelas apakah menguntungkan atau tidak.
2)      Apakah hal ini legal? Mungkin, kecuali perlindungan konsumen tidak disinggung.
3)      Apakah hal ini adil? Tidak menurut beberapa pelanggan dan pekerja.
4)      Apakah hal ini benar? Tidak menurut beberapa eksekutif, pekerja, dan pelanggan potensial.
5)      Apakah hal ini mendemonstrasikan kualitas bagus yang diharapkan? Tidak seperti yang didiskusikan sebelumnya.
6)      Pertanyaan opsional: Apakah ini berkelanjutan? Isu dampak terhadap lingkungan tidak dilibatkan dalam keputusan ini, tapi akan berdampak
7)      Negative dan signifikan jangka menengah dan jangka yang lebih panjang. Sangat tidak bijak untuk mengulang keputusan atau mengabaikan dampak negatif di masa depan yang berpengaruh terhadap reputasi.
Sewajarnya, Apple harus mempertimbangkan praktek diskriminasi harga sebagai strategi pemasaran sebagai ketidakadilan dan ketidakbijakan tanpa adanya mitigasi bagi pembeli awal iPhone. Apakah pemberian kredit $100 memadai? Dalam peristiwa apapun, Jobs dapat menghindari tekanan negatif dan kerusakan pada reputasinya dan  Apple, jika Apple telah menggunaka EDM untuk menganalisa keputusan sebelum bertindak.
Hal ini harus menjadi catatan bahwa meskipun potongan harga yang disebutkan pada kasus ini tidak jarang dan dianggap tidak umum sebagai masalah etika serius, mereka mempunyai aspek etis yang bisa dinilai menggunakan pendekatan EDM. Mereka merepresentasikan risiko yang dapat melemahkan reputasi eksekutif dan perusahaan yang terlibat.
REVIEW/ tinjauan :
Dalam pengambilan keputusan, eksekutif maupun CEO suatu perusahaan perlu mempertimbangkan pendekatan etis pengambilan keputusan yaitu:
-          Consequences, Utility
-          Duty, Rights, Justice
-          Virtue Expectations
Jika dijabarkan ketiganya, dapat dikatakan pertimbangan-pertimbangan dari ketiga pendekatan antara lain:
§  Well-offness/ Consequentialism
Keputusan yang kan dibuat harus menghasilkan keuntungan lebih dari biaya yang dikeluarkan. Dalam kasus Apple, tidak jelas apakah keputusan pengurangan harga menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan atau sebaliknya.
§  Rights, Duty/ Deontology
Keputusan yang akan dibuat seharusnya tidak menyinggung hak daripada stakeholder termasuk pembuat keputusan. Menurut perusahaan, perusahaan telah membuat keputusan yang benar. Akan tetapi ada pihak-pihak yang merasa mereka tidak diperlakukan dengan adil dan bijak atas keputusan yang dibuat perusahaan yakni pelanggan awal yang membeli produk perusahaan tersebut dengan harga tinggi.
§  Fairness/ Justice
Pembagian keuntungan dan beban harus adil. Menurut beberapa pelanggan dan pekerja, ada ketidakadilan dalam keputusan yang diambil oleh perusahaan.
§  Virtue Expectations/ Virtue Ethics
Motivasi keputusan harus merefleksikan kualitas bagus yang diharapkan stakeholder. Bayak pelanggan merasa kecewa dengan keputusan ini. Artinya, keputusan yang diambil sama sekali tidak merefleksikan kualitas bagus yang diharapkan.
Empat pertimbangan di atas harus memuaskan orang yang terkena dampak keputusan tersebut agar keputusan dapat dipertimbangkan sebagai keputusan yang etis.
Namun, jika dilihat dari kasus perusahaan Apple yang dikaitkan dengan pertimbangan di atas, lebih banyak dampak negatif yang dirasakan dari keputusan tersebut. Artinya, keputusan yang diambil oleh perusahaan Apple belum cukup etis. 
Jika dilihat dari pendekatan tradisional dengan 5 pertanyaan, yakni:
  1. Apakah hal ini menguntungkan? Hasilnya tidak jelas apakah menguntungkan atau tidak seperti yang didiskusikan sebelumnya.
  2. Apakah hal ini legal? Mungkin, kecuali perlindungan konsumen tidak disinggung. 
  3. Apakah hal ini adil? Tidak menurut beberapa pelanggan dan pekerja. 
  4. Apakah hal ini benar? Tidak menurut beberapa eksekutif, pekerja, dan pelanggan potensial. 
  5. Apakah hal ini mendemonstrasikan kualitas bagus yang diharapkan? Tidak seperti yang didiskusikan sebelumnya
  6. Pertanyaan opsional: Apakah ini berkelanjutan? Isu dampak terhadap lingkungan tidak dilibatkan dalam keputusan ini, tapi akan berdampak negative dan signifikan jangka menengah dan jangka yang lebih panjang.
  7. Sangat tidak bijak untuk mengulang keputusan atau mengabaikan dampak negatif di masa depan yang berpengaruh terhadap reputasi.
Menurut teori, jika terdapat lebih dari satu respon negative ketika lima pertanyaan tersebut diajukan, pe,buat keputusan seharusnya merevisi kembali keputusan yang akan diambil untuk menghapus dampak-dampak negative yang akan timbul. Jika revisi keputusan berhasil dan mengarah kea rah positif, maka keputusan yang diambil pun menjadi keputusan yang etis,
Jika dilihat dari kasus perusahaan Apple, terdapat lebih dari satu respon negative atas pertanyaan yang diajukan. Dapat disimpulkan bahwa keputusan yang diambil oleh Apple bukanlah suatu keputusan yang etis.

Sabtu, 23 September 2017

PT KAI (Persero)



          PT Kereta Api Indonesia adalah Badan Usaha Milik Negara uang menyediakan, mengatur dan mengurus jasa angkutan kereta api di Indonesia. Layanan yang diberikan perusahaan ini meliputi angkutan barang dan penumpang. Pada akhir bulan Maret 2007, DPR mengesahkan revisi Undang-Undang 13/1992 yang isinya menegaskan bahwa investor swasta maupun pemerintah daerah diberikan kesempatan untuk mengelola jasa angkutan kereta api 
di Indonesia.
                                   



SEJARAH PT KAI
   Pada tahun 1869, untuk pertama kalinya, angkutan trem diperkenalkan oleh perusahaan trem Bataviasche Tramweg Maatschappij (BTM), untuk warga Batavia. Sarana penariknya berupa hewan kuda dengan lebar sepur 1.188 mm.[6]
        Pada hari Jumat, tanggal 17 Juni 1864, kereta api pertama di Indonesia lahir. Pembangunan diprakarsai oleh Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) dengan rute Samarang-Tanggung. Pencangkulan tanah pertama dilakukan di Desa Kemijen dan diresmikan oleh Mr. L.A.J.W. Baron Sloet van de Beele. Namun jalur ini dibuka tiga tahun berikutnya, 10 Agustus 1867. Hingga tahun 1873 tiga kota di Jawa Tengah, yaitu Semarang, Solo, dan Yogyakarta sudah berhasil dihubungkan.[7][8][9]
Masa politik kolonial liberal rupanya mengakibatkan Pemerintah Belanda enggan mendirikan perusahaannya dan justru memberikan kesempatan luas bagi perusahaan-perusahaan (KA) swasta. Namun sayangnya, perusahaan swasta itu tidak memberikan keuntungan berarti (apalagi NIS masih membutuhkan bantuan keuangan dari Pemerintah Kolonial), maka Departemen Urusan Koloni mendirikan operator KA lain, Staatsspoorwegen, yang membentang dari Buitenzorg hingga Surabaya. Pertama dibangun di kedua ujungnya, jalur pertama di Surabaya dibuka pada tanggal 16 Mei 1878 dan terhubung pada tahun 1894.
Selain itu, muncul juga lima belas operator KA swasta di Jawa yang menamakan dirinya sebagai "perusahaan trem uap", namun meskipun namanya demikian, perusahaan itu sudah dapat dianggap sebagai operator KA regional.
        Sebagai perusahaan kolonial, sebagian besar jalur KA di Indonesia mempunyai dua tujuan: ekonomis dan strategis. Nyatanya, syarat bantuan keuangan NIS antara lain membangun rel KA ke Ambarawa, yang memiliki benteng bernama Willem I (yang diambil dari nama Raja Belanda). Jalur KA negara pertama dibangun melalui pegunungan selatan Jawa, selain daerah datar di wilayah utara Jawa, untuk alasan strategis sama. Jalur KA negara di Jawa menghubungkan Anyer (lintas barat) menuju Banyuwangi (lintas timur).
Selain di Jawa, pembangunan rel KA juga dilakukan di Aceh, menghubungkan Banda Aceh hingga Pelabuhan Uleelhee, dengan lebar sepur 1.067 mm, yang digunakan untuk keperluan militer. Kemudian, lebar sepur yang sebelumnya 1.067 mm kemudian diganti menjadi 750 mm membentang ke selatan. Jalur ini kemudian berpindah kepemilikan dari Departemen Urusan Perang kepada Departemen Urusan Koloni tanggal 1 Januari 1916 menyusul perdamaian relatif di Aceh.
         Ada pula jalur kereta api di Ranah Minangkabau (dibangun pada tahun 1891-1894) dan Sumatera Selatan (dibangun tahun 1914-1932). Kedua jalur ini digunakan untuk melintas layanan KA batu bara dari pertambangan bawah tanah menuju pelabuhan.
Di Sumatera Utara, ada perusahaan KA bernama Deli Spoorweg Maatschappij yang banyak mengangkut karet dan tembakau di daerah Deli.
     Pembangunan jalur kereta api juga dilangsungkan di Sulawesi Selatan pada bulan Juli 1922 hingga 1930; sebagai bagian dari proyek besar-besaran pembangunan jalur rel di Kalimantan dan Sulawesi, menggabungkan sistem rel KA di Sumatera, serta elektrifikasi jalur KA utama di Jawa. Namun Depresi Besar telah membatalkan upaya ini. Meskipun tidak sempat dibangun, studi pembangunan jalur KA di Kalimantan, Bali, dan Lombok telah selesai dilakukan.
   Semasa pendudukan Jepang, seluruh jalur KA (bahkan yang terpisah sekali pun) dikelola sebagai satu kesatuan. Sementara itu, di Sumatera, juga dikelola oleh cabang-cabang Angkatan Bersenjata Kekaisaran Jepang, secara terpisah.
         Pendudukan Jepang akhirnya mengubah lebar sepur 1.435 mm di Jawa menjadi 1.067 mm, sebagai penyelesaian masalah lebar sepur ganda. Ini bukanlah "permasalahan nyata" karena tidak banyak perubahan materiil di kedua sistem itu, banyak rel 1.435 mm dipasangi rel ketiga pada tahun 1940, menghasilkan rel dengan lebar sepur campuran.


Struktur organisasi PT KAI


PEMEGANG SAHAM PT KAI

A. PT Reska Multi Usaha
PT Reska Multi Usaha bergerak dalam bidang usaha Restorasi KA, Service On Train (SOT), Jasa Boga (Catering), Resto & Cafe, Parkir. Komposisi kepemilikan saham PT Reska Multi Usaha yaitu PT KAI 95,01% dan Yayasan Pusaka 4,99%.
Alamat Kantor :
Stasiun Mangga Besar Lt. 1, Jl. Karanganyar no. 1 Jakarta Pusat
Telepon : 021-62302540
Email : reska.pusat@reska.co.id
Website : www.reska.co.id
B. PT Railink
PT Railink merupakan joint venture antara PT Kereta Api Indonesia (Persero) dengan PT Angkasa Pura II (Persero) dengan komposisi kepemilikan saham 60% KAI dan 40% AP II. Kegiatan usaha yang dijalaninya yakni pengoperasian, Pengoperasian pengelolaan dan pengusahaan kereta api bandara, Pengembangan dan pengelolaan stasiun kereta api di bandara dan di pusat kota, Pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kereta api, Pembagunan prasarana kereta api, Konsultasi dan desain sistem perkerataapian, Pengusahaan jasa lainnya yang menunjang usaha-usaha pokok.
Alamat Kantor :
1. Kantor Pusat : Gedung JRC Lantai 3, Jl. Ir. H. Juanda 1B No. 8-10 Jakarta Pusat
2. Cabang Medan : Jl. Prof. H.M. Yamin, SH No. 14 - Medan 20231, Sumatra Utara, Indonesia
Telepon : 061 - 4561331
Email : info@railink.co.id
Website : www.railink.co.id
C. PT KAI Commuter Jabodetabek
PT KAI Commuter Jabodetabek dibentuk berdasarkan Inpres No. 5 tahun 2008 dam surat Menneg BUMN No.S-653/MBU/2008 tanggal 12 agustus 2008. Tugas pokok KCJ adalah menyelenggarakan pengusahaan jasa angkutan kereta api commuter dengan menggunakan sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi serta pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang. PT KAI Commuter Jabodetabek dengan komposisi kepemilikan saham KAI 99,78% dan Yayasan Pusaka 0,22%.
Alamat Kantor :
Stasiun Juanda Lt. 1 & 2, Jl. Ir. H. Juanda 1 - Jakarta Pusat, 10120, Indonesia
Telepon : 021 - 345 3535
Fax : 021 - 34834084
email : commuter@krl.co.id
Website : www.krl.co.id
D. PT KA Pariwisata
PT KA Pariwisata atau disingkat PT KA Wisata bertujuan untuk menyediakan barang atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat di pasar dalam wilayah Indonesia dibidang pariwisata kereta api, dan kegiatan usaha yang mendukung pariwisata kereta api dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Komposisi kepemilikan saham PT KA Pariwisata yaitu KAI 99,90% dan Yayasan Pusaka 0,1%.
Alamat Kantor :
Stasiun Gambir Lt. 2, Jl. Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat 10110, Indonesia.
Telepon : 021 - 38902233
Fax : 021 - 38902424
Email : info@indorailtour.com
Website : www.indorailtour.com
E. PT. KA Logistik
PT Kereta Api Logistik (Kalog) memiliki usaha di bidang layanan distribusi logistik berbasis kereta api, dengan kemasan bisnis door to door service untuk memberikan pelayanan yang parnipurna bagi pelanggan kereta api yang didukung dengan angkutan pra dan lanjutan serta layanan penunjangnya, meliputi pengelolaan Termianal Peti Kemas (TPK), bongkar muat, pergudangan, pengepakan, pelabelan, pengangkutan, penjejakan, pengawalan logistik serta manajemen logistik dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. Orientasi bisnis Kalog kedepan adalah sebagai jasa layanan distribusi logistik secara Total Solution melalui End-to-End Services atau dengan kata lain sebagai SCM Service Provider.
Fungsi dan peran kontributif Kalog terhadap jasa layanan yang telah disediakan oleh induknya adalah sebagai pencipta nilai tambah (value creator) sepanjang rantai nilai (value chain) layanan distribusi logistik, termasuk layanan yang telah disediakan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero), seperti angkutan barang dan pergudangan. Komposisi kepemilikan saham PT KA Logistik yaitu KAI 99,90% dan Yayasan Pusaka 0,1%.
Alamat Kantor :
Stasiun Gondangdia Lt. 1, Jl. KH. Wahid Hasyim No. 11 A, Jakarta Pusat 10340
Telepon : 021 - 31922299,
Fax: 021 - 31922288,
Email : info@kalogistics.co.id
Website : www.kalogistics.co.id
F. PT KA Properti Manajemen
PT KA Properti Manajemen atau disingkat PT KAPM memiliki usaha di bidang pengelolaan aset/properti perkeretaapian milik PT Kereta Api Indonesia (Persero) maupun pihak lainnya dengan tujuan mengoptimalkan pemanfaatan serta memberikan nilai tambah aset/properti tersebut guna memenuhi standar mutu terbaik dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Komposisi kepemilikan saham PT KA Properti Manajemen yaitu KAI 99,90% dan Yayasan Pusaka 0,1%.
Alamat Kantor :
Stasiun Sawah Besar Lt. 1, Jl. K.H. Samanhudi, Jakarta Pusat - 10710
Telepon : 021 - 3451040 & 021 -3451404
Faximile: 021 - 3451087
E-mail: corporate@kapm.co.id
Website : www.kapm.co.id
G. PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia
PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia atau disingkat PSBI merupakan Joint Venture dari 4 BUMN yaitu PT Wijaya Karya (Persero) (WIKA), PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR), PT Kereta Api Indonesia (Persero) (KAI) dan PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) dengan kepelimilikan saham Wika 38%, KAI 25%, PN VIII 25%, dan JSMR 12%. PT PSBI akan melaksanakan proyek penyelenggaraan jasa kereta api cepat untuk trase Jakarta–Walini–Bandung
Alamat Kantor:
Jl. D.I. Panjaitan Kav.9, Jakarta 13340, PO Box 4174
Telepon: 021-8192808, 8508640, 8508650
Faximile: 021-8191235


PROSES MANAJEMEN

Input : Man, material, money, machine, method, market 
Output : Mencapai tujuan, produk, jasa, efisien, efektivitas
Efektivitas → melakukan pekerjaan dengan benar, sejauhmana organisasi mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Efisiensi → melakukan pekerjaan dengan benar atau sesuai standar, jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan.
Manajemen secara umum dibagi atas tiga jenjang,
-Top Manager (Manajemen Puncak)
Seorang manajer yang berada pada puncak hirarki dan bertanggung jawab atas keseluruhan organisasi. Contoh : Dirut, Presiden Direktur, CEO.
-Middle Manager (Manajemen Menengah)
Manajer yang bekerja pada tingkat menengah organisasi dan bertanggung jawab atas unit usaha dan departemen utama,. Contoh : Direktur Produksi, Pemasaaran, Kepala Divisi. Project Manager Manajer yang bertanggung jawab untuk pekerjaan sementara yang melibatkan partisipasi orang yang datang dari berbagai fungsi yang dan tingkatan organisasi
-First Line Manager atau Lower Manager( Manajemen Pelaksana)
Seorang manajer yang secara langsung bertanggung jawab atas produksi barang dan jasa.  Contoh : Supervisor
Bidang-bidang manajemen :
o   Manajemen Produksi
o   Manajemen Pemasaran
o   Manajemen Keuangan
o   Manajemen personalia
o   Manajemen administrasi
Penggunaan fungsi manajemena pada PT Kereta Api Indonesia, PT Kereta Api Indonesia (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang menyelenggarakan jasa angkutan kereta api. Layanan PT Kereta Api Indonesia (Persero) meliputi angkutan penumpang dan barang. Dalam PT KAI juga diterapkan fungsi fungsi manajemen yang berguna untuk kelancaran pelayanan kepada masyarakat.
1.      Planning dalam PT KAI berupa masalah ketetapan jadwal perjalaan kereta api yang mesti dipersiapkan sebaik-baiknya sehingga arus kereta bisa berjalan lancar sehingga tepat dengan jadwal yang ada.
2.      Organizing dalam PT KAI merupakan pengoprasian alat-alat, penempatan pegawai, dan kelangsungan kinerja kereta. Operasi sarana ditentukan oleh Lok – Km, KRL- Km dan KRD – KM yang realisasinya rata-rata menggunakan computer.
3.      Controling dalam PT KAI merupakan pengawasan/pengamatan bagi semua aspek yang berkaitan dengan jalannya kereta dari awal-tujuan, biaya juga harus di perhatikan sumber dana, manajemen  penggunaan dana dan pengawasaan penggunaan dana sehingga semua yang telah ditetapkan berjalan baik serta memberikan efek kenyamanan bagi para pengguna kereta.
4.      Actuating dalam PT KAI merupakan memberikan motivasi, penggerak bagi karyawan sehingga semua berjalan baik
5.      Directing dalam PT KAI merupakan pengarahan, instruksi atau perintah dalam sehari-hari dilapangan dimana yang harus didahulukan bila terjadi kendala/masalah pada kelangsungan kereta .
6.      Reporting dalam PT KAI dilihat dari alat komunikasi yang digunakan pada masini yang bekerja dilapangan dengan kantor pusat sehingga keadaan terbaru bisa diberikan satu dan yang lain, hal ini sangat diperlukan  agar tidak terjadi kesalahan dalam kerjanya kereta.
7.      Staffing dalam PT KAI hamper mirip dengan organizing yaitu penempatan pegawai yang paling sesuai dengan keahlian pegawai tersebut sehingga memaksimalkan kinerja keseluruhan jalannya kereta


VISI:
“Menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan Stakeholders.

MISI:
Menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya melalui praktik bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi Stakeholders dan kelestarian lingkungan berdasarkan empat pilar utama: Keselamatan, Ketepatan Waktu, Pelayanan, dan Kenyamanan.